Wanita mana yang nggak ingin diromantisin? Pasti pada berharap diromantisin sama belahan jiwa masing-masing ya. 😀
Romantis nggak harus gombal sampe mulut berbusa kok, nggak usah lebay dan nggak perlu mewah. Romantis itu muncul dari ketulusan, bukan suatu hal yang dibuat-buat. Kasih bunga rumput ke pasangan aja sambil becanda, itu bisa jadi hal yang romantis. Nggak perlu pakai cincin mahal sambil baca puisi jiplakan dari internet.
Romantis dengan modal gitar dan suara fals juga bisa. Asalkan tulus, pasti bisa bikin sang belahan jiwa kelepek-kelepek deh, meski mungkin akhirnya dia bakal bilang, “besok-besok nyanyi nggak usah pake suara aja ya bang…” wkwkwk *becanda*
Jujur aja, romantis menurut saya itu, hal-hal yang sederhana seperti, makan sepiring berdua meski Cuma sama kerupuk, naik sepeda motor butut berdua sambil cerita hal-hal lucu, saling lempar senyuman dan candaan, perhatian, dan lain-lain. Jadi romantis itu kalau menurut saya, tercipta karena kita berhasil melewati keadaan sulit berdua. Romantis itu muncul dari ketulusan. Romantis itu nyampenya dari hati ke hati.
Cieee anis, kaya yang pernah di romantisin aja… Hahaha. (no comment) 😀
Yang jelas, saya bisa ngomong begitu karena melihat contoh realnya. Tiga pasangan pasien yang datang beberapa hari terakhir ini bikin saya “mupeng”. Hahaha. Pasangan pasien yang pertama adalah pasangan kakek nenek yang hanya hidup berdua di sebuah perumahan. Ketika suaminya sakit, sang istri selalu mengantarnya. Kadang mereka jalan kaki berdua, kadang juga naik becak berdua. So sweet. Yang kedua juga pasangan kakek nenek, tapi saya nggak tau mereka hidup berdua atau bersama dengan anak dan cucu-cucunya. Yang jelas, mereka selalu datang berdua untuk periksa kesehatan. Yang terakhir adalah seorang pasien TB. Dia adalah seorang laki-laki kira-kira berumur 30-an yang terserang TB. Kalau datang ke klinik selalu sendiri, tapi kalau dia telat pulang ke rumah, istrinya bisa-bisa sampai telpon ke mbak-mbak perawat untuk menanyakan keberadaannya, kaya takut suaminya kenapa-kenapa di jalan. Perhatian banget deh…
Ah, saya jadi ingat keromantisan ayah dan ibu saya. hehe
Pernah suatu hari, kita sekeluarga pergi ke rumah saudara. Jalan menuju rumahnya itu turunan curam dan kita harus jalan kaki. Waktu itu, ibu saya memakai sandal hak tinggi dan mengeluh sakit kakinya. Ayah dengan sabar menuntun ibu berjalan, dan membiarkan yang lain jalan duluan. Lama-kelamaan ibu merasa capek dan nggak kuat lagi pakai sandal itu, hingga akhirnya ayah memberikan sandalnya untuk dipakai. Jadilah, ibu pakai sandal ayah, sedangkan ayah sendiri tidak pakai sandal sambil menenteng sepatu hak tinggi ibu. Romantis ngga siih? 😀
Selain itu, yang saya suka dari keromantisan ayah dan ibu itu, mereka membangun rumah tangga dari nol. Mulai dari rumah kontrakan, perumahan pegawai negeri sampai punya rumah sendiri. Mulai dari pakai sepeda motor butut, rada bagus, bagus, sampai punya mobil. Tahap demi tahap dilalui bersama, susah senang ditanggung bersama. Jadi kerasa banget perasaan saling membutuhkannya. Meski begitu, tentu saja ayah dan ibu saya pernah berselisih paham, pernah marah-marahan, tapi nggak lama kok, dan tetap saja romantis bagi saya. hehe
Ah udah ah, ngomongin yang romantis-romantis jadi tambah mupeng. hahaha
Yah, begitulah romantis dari sudut pandang saya. Bisa jadi berbeda dengan teman-teman. Tapi saya rasa pasti ada kesamaan dari semua sudut pandang yang ada, yaitu ketulusan. Romantis itu nggak di buat-buat, jadi buat kamu yang ingin ngeromantisin pasangan, lakukan apa saja dengan ketulusan. 🙂
Ciyee.. yang jadi mupeng diromantisin.
Pengen nikah, Maaaaaaaaaaak 😀
wahahahaha… siapaa hayo yang ngga mau diromantisiin. 😀
Haha, iyaah. Hanya saja kadang cewek sok Jaim. Diromantisin dibilang gombalin. Padahal dalam hatinya seneng euy 😀
Romantisnya ayah dan ibu mba anis 🙂
bkin ngiri,
seandainya ayah ibu ku jg bgtu
Hihihi… Amiiin. Semoga ayah dan ibu mbak Irene juga tetap romantis 🙂
Cieee anis, kaya yang pernah di romantisin aja… Hahaha (mengulang yang ditulis ) 😆
iya ya..romantis itu ga harus pake yang gimana2…pokoknya dari hati pasti nyampe ke hati ya.. btw pasiennya sakit TB apaan nis ? TB Paru or TB lainnya ? hehehe istrinya perhatian banget ya, sampe telpon perawatnya gitu..
No Comment (jawaban yang sama 😀 )
iyup mas, pokoknya yang tulus aja udah romantis kok 🙂 . Pasiennya TB paru, iya mas perhaatian banget, telat pulang sampe dicariin… 😀