23 Desember 2013, Ranu Kumbolo di pagi hari. Benar-benar indah dan menakjubkan. Mata kami dimanjakan dengan hijaunya perbukitan dan kilau jernihnya air danau. Wajah kami tersenyum lebar. Siksa semalam terbayar sudah dengan pemandangan menakjubkan ciptaan Ilahi… Subhanallah.
- Ranu Kumbolo pagi hari
- Bukit-bukit hijau
- Turunan curam semalam…
Untuk beberapa saat lamanya kami masih dapat menikmati ranu kumbolo dari sisi ini dengan tenang. Namun, tak lama kemudian hujan turun lagi, membuat kami harus kembali masuk tenda dan melakukan segala kegiatan di dalam tenda.
Rencananya kami akan pindah camp ke tempat lain, yaitu tepat di bawah “tanjakan cinta”. Hujan membuat kami harus menunggu hingga siang hari. Meski akhirnya hujan-hujanan juga karena hujan tak kunjung reda. Hujan terus turun hingga malam hari, beberapa tenda bocor dan kami kedinginan. Namun, semua itu tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan kebersamaan kami di tempat yang kami impikan. Meski berlainan tenda, kami saling sahut menyahut, bercanda, bernyanyi, bercerita. Sungguh moment yang menyenangkan di tengah guyuran hujan dan udara dingin yang menusuk.
Ada juga moment menggelikan, dimana kami harus tega buang air di semak-semak. Kami juga harus rela bolak-balik mengambil air danau untuk sekedar cuci kaki, tangan atau peralatan makan yang menggunakan sabun. Itulah peraturannya, kita tidak boleh mencemari danau dengan air sabun apalagi sampah dan tidak boleh mandi di danau. Semua kegiatan yang berbau mencemari, harus dilakukan lebih dari 100 m dari danau. Bila tidak dipatuhi maka kita akan mendapat hukuman “direndam di danau selama dua jam”! Keren kan?
23 Desember 2013, pagi hari di Ranu Kumbolo dari sisi yang berbeda… Yaitu tepat di bawah tanjakan cinta. Ranu kumbolo tampak lebih indah, dibelah oleh dua bukit dan satu lembah. Benar-benar pemandangan yang menakjubkan!
Hari ini langit berbaik hati untuk tidak menurunkan hujan, sehingga kami bisa hunting foto sebanyak-banyaknya!
Hampir tengah hari kami harus bersiap meninggalkan tempat menakjubkan ini. Ada rasa enggan untuk pulang, ada juga rasa sayang karena tidak bisa melanjutkan pendakian ke puncak Mahameru. Yah, namun inilah tujuan kami, Ekspedisi Ranu Kumbolo. Kami telah berhasil sampai di sini. Bersama teman-teman FKM Universitas Jember 2009, perjalanan ini benar-benar berkesan dan tak akan pernah terlupakan hingga tua nanti. Terimakasih teman-teman, terimakasih Ranu kumbolo, bagiku ini adalah kado terindah setelah menyandang gelar S.KM. Sampai jumpa lagi Ranu Kumbolo. Kita pasti bertemu lagi, di ekspedisi sesungguhnya… Ekspedisi puncak Mahameru! Semoga ada kesempatan…..
Kresek merah “jangan meninggalkan sampah”
ni tempat wisata dari dulu belum kesampean jg ngdatanginnya. nice review bro..
haha… ayo mas, segera realisasikan ke sana, sekalian naik ke semeru kalau bisa 😀
iya nih, pengennya gitu. cuma sekarang statusnya lagi ngga aman sepertinya. hehe 😛