“Buku adalah jendela dunia” itu kata-kata yang sering sekali saya dengar sejak kecil hingga saat ini. Dan Alhamdulillah saya termasuk orang-orang yang suka membaca. Mungkin lebih tepatnya saya ini cinta buku. Meskipun belum banyak buku yang saya baca, tapi saya cinta buku. Hehe. Kalau punya uang lebih, meskipun ada kebutuhan yang belum terpenuhi, pasti beloknya beli buku…. Dan ternyata, rahasia penyebab mengapa saya suka buku itu terbongkar semalam (malam hari sebelum saya membuat tulisan ini). Ternyata Ini semua akibat ulah ayah saya…..
Cerita Ayah:
Teteh (saya) sama adek itu beda. Kalo teteh, dari kecil memang sudah suka buku. Kalau diajak jalan-jalan kemana pun, yang diminta itu pasti buku. Dan kalau sudah pegang buku, pasti anteng nggak rewel dan nggak minta apa-apa lagi. Sampai sekarang pun, yang disukai buku…
Nah, kalau si adek emang udah beda dari kecil. Sukanya maenan. Kalau diajak jalan-jalan kemanapun, pasti nangis gulur-gulur minta maenan. Sebelum berangkat, diperjalanan, maupun udah sampai tujuan, yang ditumpuk ya maenan. Sampai gede pun seperti itu… Yang diuatak utik ya mainan…
Saya dan adek cuma senyum-senyum saja mendengarnya.
Cerita ayah lanjut:
Pernah suatu saat teteh diajak jalan-jalan naik kereta sama bibi (red:tante). Waktu itu umurnya masih 3 atau 4 tahun. Seperti biasa, kalau dipegangi buku, teteh pasti anteng. Buku itu dipegang, dibolak balik halamannya dan dilihat dengan gaya serius seperti membaca. Padahal cuma dilihat gambarnya aja. Gayanya yang serius itu sampai-sampai mengundang penasaran bapak-bapak yang duduk berhadapan dengan bibi dan teteh. “Wah, masih kecil kok sudah pinter membaca ya?” katanya heran. Bibi cuma tertawa mendengar pertanyaan bapak itu.
Saya yang penasaran lalu bertanya pada Ayah…
“Kok bisa beda gitu ya Yah? Dulu memang anis suka banget sama buku, di rumah juga banyak majalah anak. Seperti Kuncup, Andaka sama Bobo… sekarang sudah nggak ada lagi ya majalah-majalah itu? paling ya Bobo itu masih ada…”
“Itu kan memang sengaja ayah taruh dimana-mana. Majalah-majalah itu sengaja ayah beli, trus ayah taruh ditempat anis sering bermain. Di bawah meja, di lantai, di kamar, itu memang sengaja Ayah taruh disana biar anis tertarik dengan buku-buku itu.”
“Ooooh.. Jadi itu memang sengaja di taruh disana… ”
“Iya, terus kalau jalan-jalan kemana pun, anis selalu ayah ajak membaca tulisan apa saja yang ada di pinggir jalan. Terutama huruf-huruf konsonan. Soalnya dibawah umur lima tahun anis sudah hafal semua huruf vokalnya… Kalo adek, jangan dikasih buku dah, pasti disobek-sobek bukan dibaca”
“Hahahahaha…”
Yah, begitulah ternyata penyebab saya cinta buku. Ternyata memang itu semua ulah ayah saya. Majalah-majalah bergambar sengaja ditaruh di tempat saya biasa bermain sehingga saya dengan mudah melihatnya dan tertarik untuk membaca. Jalan-jalan kemana pun pasti diajak membaca. Jadi, sebelum masuk Taman Kanak-kanak saya sudah bisa membaca. Apa saja saya baca, tidak hanya majalah anak-anak, tapi juga koran, meski hanya judulnya saja. Hehe
Nah, mengapa hal ini tidak mempan untuk adek saya? Bisa jadi karena waktu adek saya lahir majalah-majalah semacam itu sudah tidak ada lagi. Atau juga bisa jadi karena minat adik saya yang berbeda. suka bongkar-bongkar mainan. Tapi nggak sembarang bongkar, mainan itu dibongkar karena rasa ingin taunya yang tinggi. Makanya, ayah dan ibu membiarkan hobi adik saya bongkar-bongkar mainan itu. Namun begitu, tidak sepenuhnya adik saya tidak suka membaca. Dia juga suka membaca, namun tidak cinta seperti saya. Kadang dia membaca buku-buku yang ada di lemari buku ayah, atau kalau saya membawa buku baru yang menarik, dia tidak menolak untuk membacanya.
Yah, itulah pengalaman saya. Meskipun sederhana, mungkin itu bisa menjadi salah satu cara untuk menumbuhkan minat baca anak. Dan mungkin bisa diterapkan pada adik-adik di sekitar sobat sekalian. semoga bermanfaat 🙂
Bobo dan Donal Bebek. Itu dia kegemaran masa anak-anak saya 😀
hihihi, bobo emang banyak penggemarnya yah 🙂
bacaan kita dulu sama nis, dhe juga dulu langganan bobo lho. paling suka cerita Oki dan Nirmala, trus sama Husin dan Pamam Kikuk. masih inget gk?? 😀
samaaaa… aku juga suka cerita itu dhe, inget banget 😀
semua akan lebih baik kalau kita berusaha
setuju Linda 🙂
Mau dibacain Anis aja, ehahahahaha
sini aku baca bacain… wkwk
Hahahaha….. Duh! :))
Saya waktu kecil juga suka baca majalah Bobo mbak, tapi bekas dibaca yang langganan baru bisa saya baca karena ortu blm mampu langganan sendiri,,, heheeee
Telat saya mah, baru cinta membaca pas udah jadi mahasiswa.
tenang, tidak ada kata telat untuk membaca… #manggut2
wkwkwk XD