Saya membaca suatu postingan menarik di sini, kemudian saya tertarik untuk mencobanya juga dengan versi saya… Ini adalah tentang menulis surat untuk diri-sendiri. Saya menulis surat untuk diri saya sendiri dimasa lampau hingga sekarang. Surat ini benar-benar versi saya, kalau surat yang saya buat ini keluar dari ide yang sebenarnya ya memang karena ini adalah versi saya. (hehe). Saya menulis surat ini dengan membayangkan seakan-akan saya adalah kamera kehidupan bagi diri saya sendiri. Surat ini juga berisi harapan-harapan saya. Jadi kalau ada kata-kata yang narsis bisa jadi itu merupakan harapan saya. 🙂 Saya senang menulis surat ini. Kapan-kapan saya ingin menulis surat untuk diri saya dimasa yang akan datang ah…^^
Dear Anis,
Itu kamu yang ada di dalam sana
Sedang menendang-nendang perut ibumu
Kamu benar-benar bayi hiperaktif
Lihat itu,
Sekarang posisimu melintang
Kamu tidak bisa dilahirkan secara normal
Dokter berkata pada Ayah mu bahwa kamu harus dilahirkan dengan cara operasi
Sekarang Ayahmu kebingungan mencari uang
Ibumu berjuang menahan rasa takut dan sakit antara hidup dan mati
Mereka terus berjuang
Hingga kamu dapat menghirup segarnya udara di dunia ini….
Itu kamu yang tertawa lepas tanpa beban
umur kamu masih 9 bulan
Lihat Ibu dan Ayahmu,
Mereka tak membiarkanmu lepas dari pandangannya
Sampai-sampai kasur menjadi tempatmu belajar berlari
Kamu anak yang sehat dan jarang sakit
Namun bila kamu sakit semuanya berubah
Karena bila kamu sakit dunia terasa sepi
Kamu menjadi sangat pendiam
Ibu dan ayahmu cemas bukan main
Sesekali mereka menggoyangkan badanmu dan menyebut namamu
Khawatir kamu meninggal dalam tidur
Dear Anis
Sekarang umurmu sudah lima tahun
Bicaramu cepat sekali seperti kereta yang tidak memiliki rem
Kamu tumbuh sehat dan menjadi gadis kecil yang ceria
Hari ini kamu sedang belajar puasa
Kamu terus bertanya kapan boleh makan? Kapan boleh minum?
Ayah mengajakmu jalan-jalan agar kamu lupa tentang lapar dan hausmu
Kamu anak yang cerdas
Pergi kemanapun yang kamu minta adalah buku
Lihat orang di kereta yang sedang duduk di hadapanmu
Dia terheran-heran melihat anak sekecil kamu sedang membolak-balik buku dengan serius seperti sedang membaca
Kalau tidak bertanya pada Bibimu yang duduk di sampingmu pasti dia sudah mengira kamu anak ajaib
Dear Anis
Aku senang melihatmu tumbuh dengan baik
Hari ini kamu masuk sekolah dasar
Bertemu teman-teman baru, guru baru,,,
dan inilah awalmu untuk mengenal dunia luar
Tidak boleh cengeng lagi, tidak boleh nakal, tidak boleh sombong kalau ingin mendapatkan banyak teman
Tidak boleh susah bangun pagi, mandi sendiri, makan sendiri, berangkat sekolah sendiri, pulang sekolah sendiri,
Rajin sholat, Rajin Belajar dan lain sebagainya
Raihlah prestasi dan carilah teman yang baik
Ukir sejarah hidupmu dengan segala sesuatu yang bermakna
Anis ku sayang,
Aku tahu kali ini kamu harus naik ke level kehidupan yang lebih sulit
Apa kamu merasa minder karena kamu masuk Sekolah Menengah Pertama terbaik di kotamu?
Tidak, itu tidak boleh!
Biarkan mereka meremehkanmu, tapi kamu harus tetap bersemangat! Kamu harus tetap berjuang!
Jadilah dirimu sendiri…
Aku tahu ini berat bagimu
Tapi disini kamu pasti akan menemukan makna kehidupan
Apakan yang kukatakan sebelumnya itu benar?
Lihat! Kamu diterima di Sekolam Menengah Atas terbaik di kotamu!
Kamu juga punya banyak teman…
Hey! Itu temanmu sewaktu SMP yang meremehkanmu!
Apa ada yang ku lewatkan? Mengapa dia tersenyum begitu akrab kepadamu?
Ah, kau tumbuh dengan sangat baik
Sekarang kau telah menjadi gadis remaja 17 tahun
Kau gadis yang manis, ceria dan bersemangat
Lihat, teman-temanmu selalalu tersenyum ceria bila berada di dekatmu
Mereka pasti akan merindukanmu
Bagaimana dengan si Dia?
Um, Aku tahu Kau memang bukan remaja biasa
Namun aku masih belum bisa percaya bahwa kamu hanya pernah satu kali merasakan cinta masa SMA!
Sesulit itukan mencintai?
Saat kau mencintai
Wajahmu begitu berbinar
Terkadang memerah bila bertemu dengannya
Degup jantungmu terdengang sampai sini!
Namun,
Sesulit itukah melupakan?
Aku juga tahu hatimu sakit saat memutuskan untuk berpisah dengannya
Tapi mengapa tak pernah kulihat setetes pun air mata yang keluar?
Jangan kau pendam!
Hatiku ikut sakit saat melihatmu tampak ceria dari sini namun di dalam hatimu kelam
Kau tidak berniat menyimpannya seumur hidup kan?
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat
Sekarang umurmu sudah 21 tahun
Kau sudah menjadi lebih dewasa dari sebelumnya
Kau begitu bersemangat mengejar cita-citamu
Teruslah begitu! Ingat Ayah dan Ibumu yang selalu menyayangimu
Lihat perjuangan mereka, lihat harapan-harapan mereka,,,
Teruslah berdoa agar Kau selamat menjalani kehidupan kini dan kehidupan selanjutnya
Ku lihat sakit hatimu sudah sirna,
meski butuh bertahun-tahun untukmu melupakan segalanya
Nanti pasti akan datang seseorang yang terbaik untukmu
Yang akan mendampingimu mengarungi kehidupan yang singkat ini
Yang akan menyempurnakan agamamu dan kebaikanmu
Aku melihatmu
dan Aku melihat senyummu
Senyum penuh keceriaan
Senyum yang tak akan berubah meski waktu menggilasnya
Aku tahu kau akan tetap begitu, kau tetap Anis
Tidak ada yang berubah kecuali hatimu yang bertambah tulus….
Always love.
Hohoho… Niru yang di Freshly Pressed, ya? 🙂
Ide dasarnya emang ciamik.
hehe… iya, di blognya terracy! kalo dia bikinnya semple tapi bagus… hehe
kalo saya ingin cerita banyak sih, makanya panjang banget! haha
wahh.. 😀 jadi pengen buat juga. Hehehe.. Terharu lohh
silahkan2 kalo mau dicoba… lagian idenya juga dari blog lain tapi pake versi saya… hehe
subhanallah, terharu saya bacanya mba..
semoga bisa menjadi insan yang lebih baik lagi ke depan..
salam
Amiiin! 🙂
terima kasiiih! salam kenal!
Perjalanan hidup yang indah, tak semua orang punya yang seperti ini mbak…..patut disyukuri
Alhamdulillah… Mbk Mila juga pasti punya perjalanan hidup yang ngk kalah seru!^^
Sebuah surat tentang kisah kehidupan,,, 🙂
Nice…
terima kasiih 🙂
Satu hal yang patut kita sadari, sedewasa apapun kita, di mata ibu, kita tetap bayi mungil yang pernah menyusui dalam gendongannya.
setujuu… makanya harus baik2 sama ibu^^
terharu ih bacanya :’)
saya ikut terharu kalo yang baca bisa terharu… hehe
trimakasih kunjungannya^^
sebuah biografi kecil yg rasanya gimana ya kalo dibaca lagi 10 tahun mendatang…. 🙂
Iya, bener tu mas bens 🙂
10 taun lg pasti sesuatu banget… hehehe